Kamis, 17 September 2009

Akhir Aksi Sang Penebar Teror

Liputan 6 - Jumat, September 18

Liputan6.com, Jakarta: Bersama Doktor Azahari, Noordin M. Top, menebar teror di Tanah Air. Setelah sembilan tahun diburu dan kerap lolos dalam sejumlah penyergapan, teroris asal Malaysia ini tewas dalam penyergapan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/9) pagi [baca: Kapolri: Noordin M. Top Tewas].

Lahir di Malaysia 41 tahun lalu, Noordin belajar dan mengajar di Madrasah Lukmanul Hakim yang didirikan Abdullah Sungkar. Di sinilah, Noordin mengenal Azahari. Dari sekolah ini pula muncul nama-nama Ali Ghufron, Amrozi, dan Imam Samudra, pelaku bom Bali pertama.

Saat pemerintah Malaysia memburu pentolan Jamaah Islamiyah, Noordin dan Azahari lari ke Indonesia melalui Riau. Jika Azahari mahir merakit bom, Noordin dikenal piawai merekrut calon pelaku bom bunuh diri. Noordin juga melatih kelompok binaannya Thaifah Muqotilah atau pasukan tempur.

Setelah perburuan panjang, Azahari tewas dalam pengepungan oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror di Malang, Jawa Timur, empat tahun lalu. Setahun kemudian, Noordin pun nyaris masuk dalam genggaman polisi ketika penyergapan besar-besaran di Wonosobo.

Dalam penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah, bulan lalu, Noordin diyakini tewas meskipun belakangan tidak terbukti. Dan dalam penyergapan pagi tadi di Solo, Noordin bersama tiga orang lain dipastikan tewas. Ketiganya adalah Bagus Budi Pranoto alias Urwah, Susilo, dan Aryo Sudarso. Simak video berikut.(JUM/LUC)

Rabu, 16 September 2009

TERORIS LAGI, LAGI LAGI TERORIS

Kamis, 03 September 2009

Sejumlah Kawasan Berpotensi Gempa Lebih Kuat


Sejumlah Kawasan Berpotensi Gempa Lebih Kuat
Liputan 6 - Jumat, September 4


Liputan6.com, Depok: Pakar gempa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Supriyatna menyatakan sebelum gempa dahsyat yang berpusat di Tasikmalaya, Jawa Barat, ada sejumlah gempa dengan skala 3-4 skala Ritcher terjadi. Namun, karena gempa tersebut kecil, masyarakat menjadi kurang waspada. Demikian diungkapkan Supriyatna di Depok, jawa Barat, Kamis (3/9).
Supriyatna menambahkan, gempa kemarin bisa terjadi akibat reaksi dari sejumlah gunung berapi yang masih aktif di Tasikmalaya, Cianjur, dan Garut. Adapun dilihat dari karakteristik geologi serta sejarah kegempaan, kawasan selatan Jawa masih berpotensi mengalami gempa besar. Hanya saja, permasalahan waktunya tidak ada seorang ahli pun yang dapat memprediksi [baca: Gempa Dahsyat Masih Berpotensi di Jabar].
Sementara itu, menurut Kepala Pusat Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (ITB), I Wayan Sengara, daerah lain yang harus diwaspadai karena kerawanannya adalah kawasan Sumatra bagian barat. Termasuk, Nusa Tenggara bagian selatan hingga kawasan timur.(ASW/ANS)